Covid-19 dan Kehidupan
Covid-19 mengacaukan segala rencana
manusia. Berbagai acara ditunda. Tiada lagi pesta. Berlibur pun tak bisa. Ada
juga yang kehilangan mata pencaharian dan bahkan sanak keluarga.
Seluruh dunia ketakutan menghadapi
ketidakpastian yang ada di depan mata. Harapan tentu masih tersisa, tetapi
kepanikan sering kali menimbulkan rasa putus asa.
Kini setiap orang berusaha menyelamatkan
diri dan terpaksa saling curiga. Semuanya saling menjaga jarak dan menghindari
kontak fisik agar terbebas dari virus corona yang berbahaya. Wabah penyakit ini memang mengubah cara manusia
bersosialisasi dan menjalani realita. Tentu tidak
menyenangkan karena pada dasarnya manusia membutuhkan rangkulan yang dapat
menenangkan jiwa. Namun, bersalaman pun kini seolah sebuah dosa.
Pada masa-masa buruk yang entah kapan
berakhir ini, alangkah baiknya bila kita tetap mencoba mengutamakan hati nurani
dan kepedulian terhadap sesama. Keinginan untuk bertahan hidup jangan sampai
membuat kita lupa untuk membagikan apa yang kita punya.
Sebelum pandemi ini berhenti, kiranya kita
dapat menghentikan dahulu keegoisan yang semakin memperparah keadaan dan
memastikan bahwa kita bukanlah virus bagi kemanusiaan yang sesungguhnya.
Marilah saling tolong-menolong dengan apa yang kita bisa. Janganlah cuma
mencari keuntungan pribadi karena kita semua berharga dan sama-sama terancam
nyawanya.
Oleh sebab itu, ayolah berjuang bersama. Sekarang saatnya kita buktikan kepada-Nya
bahwa masih banyak kebaikan di tengah dunia. Semoga waktu terakhir itu tidak segera tiba dan esok kita masih diberikan kesempatan untuk memperbaiki kehidupan dengan lebih banyak cinta.
Komentar